2.1 Istilah Big Bang
Kata Big Bang
berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti dentuman besar.
Maksudnya adalah ledakan seketika yang melahirkan alam semesta. Dalam
ilmu pengetahuan, Big bang diyakini sebagai teori penciptaan alam semesta. Teori Big Bang adalah
teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal
alam semesta. Dentuman ini terjadi kira-kira 14 milyar tahun yang lalu.
Pada awalnya, alam semesta merupakan kumpulan energi yang luar biasa
termampat di dalam ruang yang teramat kecil. Namun dalam waktu
sepersekian detik alam semesta berkembang luas. Dari ruang yang kecil
menjadi ruang yang lebih besar dari sebuah galaksi. Dari sini diketahui
bahwa alam semesta tercipta dalam sekejap mata; dalam waktu yang terlalu
singkat untuk dihitung.
2.2 Terjadinya Alam Semesta
Energi yang tercipta dalam Big Bang beralih wujud menjadi partikel-partikel atom. Dalam waktu tiga menit, suhu telah merosot dari 1028 ºC
menjadi satu miliar ºC dan terus menunjukkan penurunan suhu. Pada waktu
itu alam semesta masih terdiri dari 77 persen hidrogen dan 23 persen
helium. Segala unsur yang ada pada saat ini tercipta dari dua unsur
dasar tersebut.
Ledakan ini juga melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke
segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini yang kemudian mengisi
alam semesta dalam bentuk lainnya di alam semesta ini.
Ketika mencapai usia 300.000 tahun, alam semesta yang hingga saat
itu masih terlihat kental berangsur-angsur menjadi jernih dan tembus
pandang. Suhunya turun hingga 3.000 ºC. Sekitar semiliar tahun setelah Big Bang,
gravitasi menarik hidrogen dan helium menjadi pusaran awan. Pusaran
bola-bola gas mulai terbentuk. Sehingga lahirlah bintang-bintang dan
galaksi perdana.
2.3 Bukti Adanya Big Bang
Pada tahun 1948, George Gamov memunculkan pendapat baru tentang Big Bang.
Ia mengatakan setelah pembentukan alam semesta terbentuk dari dentuman
besar pasti akan ada sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan. Selain
itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di seluruh penjuru alam
semesta.
Pada tahun 1965, bukti yang seharusnya ada akhirnya ditemukan . Dua
ilmuwan bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan gelombang ini
tanpa sengaja. Bahkan keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan
ini. Radiasi ini disebut Radiasi Latar Belakang Kosmis.
Radiasi ini tidak terlihat memancar dari suatu sumber tertentu, tetapi
meliputi keseluruhan ruang angkasa. Garmov pun langsung menyadari bahwa
radiasi ini merupakan gema dari dentuman besar yang masih menggema sejak
terjadinya ledakan.
Pada tahun 1989, NASA meluncurkan satelit COBE (Cosmic Background
Explorer) ke luar angkasa untuk melakukan penelitian terhadap radiasi
latar belakang kosmis. Satelit ini merupakan satelit pertama yang
diluncurkan untuk mengukur radiasi tersebut. Dan hanya dalam waktu 8
menit satelit tersebut dapat menemukan keberadaan radiasi sekaligus
membuktikan penelitian Penzias dan Wilson. Penemuan ini dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa. Bukti ini menyebabkan teori Big Bang bisa diterima di masyarakat. Teori Big Bang sebagai teori penciptaan alam semesta adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
2.4 Berkembangnya Alam Semesta
Pada tahun 1929 astronom Amerika Serikat, melakukan observasi dan
melihat galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan
kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara galaksi-galaksi
bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa alam
semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun
bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu pertanyaan bagi para
ilmuwan. Bagaimana jika kita menghitung mundur? Alam semesta akan
berkumpul pada satu titik. Akhirnya mereka berpendapat bahwa alam
semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar pada suatu saat di masa
lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu alam semesta memiliki ukuran nol, dan berada pada
kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang
dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk
membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya
menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun
berikutnya, Alam semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian
lain apapun. Alam semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan
mendingin.
Alam semesta berkembang, dengan laju 5% sampai 10% per seribu
juta tahun. Alam semesta akan mengembang terus, namun dengan kelajuan
yang semakin kecil, dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar
mencapai nol. Walaupun andaikata alam semesta berkontraksi, ini tidak
akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.
Berbagai macam energi yang ada di alam semesta ini jika ditelusuri adalah berasal dari energi Big Bang,
yaitu energi pada saat penciptaan. Jumlah total seluruh energi di alam
semesta ini adalah tepat nol. Gerakan berkembangnya alam semesta ini
menunjukkan bahwa jika alam semesta bisa bergerak mundur ke masa lampau,
maka alam semesta ini akan berhenti. Perhentian ini menunjukkan bahwa
alam semesta berasal dari satu titik.
Kita dapat melihat bagaimana alam semesta berkembang dengan
melakukan percobaan. Coba kita gambar beberapa titik pada sebuah balon
yang belum ditiup. Tiap titik merupkan perwakilan dari satu kelompok
galaksi. Ketika balon ditiup, semua titik menjauh satu sama lain.
Begitulah kelompok-kelompok galaksi berkembang di alam semesta ini,
mereka bergerak saling menjauh.
2.5 Keteraturan Ledakan
Pada hakikatnya, sebuah ledakan akan menyebabkan terlontarnya materi
penyusun sesuatu yang meledak tersebut secara acak. Namun Big Bang
tidaklah demikian. Materi-materi ini bahkan tersusun secara rapi.
Bahkan materi-materi ini membentuk planet, bintang, dan galaksi yang
susunannya terlihat menakjubkan. Fred Hoyle, seorang penantang teori Big Bang mengemukakan keterkejutannya tentang keteraturan ini:
“Teori
dentuman besar menyatakan alam semesta dimulai dengan ledakan tunggal.
Namun seperti terlihat pada bagian berikut, sebuah ledakan hanya akan
membuat materi terlontar secara acak, namun dentuman besar secara
misterius memberikan hasil berlawanan dengan materi terkumpul dalam bentuk galaksi-galaksi”.
Bahwa materi setelah dentuman besar membentuk susunan yang rapi dan
teratur memang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa semua yang terjadi
pada alam semesta merupakan kehendak Allah SWT. Allah telah
menyatakannya dalam QS. Al-Furqan ayat 2 :
“Yang
kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya” (QS. Al-Furqan, 25:2)
2.6 Keterkaitan Teori Big Bang dengan Al-Quran
Adanya Big Bang
sebagai teori penciptaan alam semesta tidak hanya dibuktikan melalui
sisi sains, namun juga dibuktikan dalam Islam, yakni telah disebutkan
dalam Al-Quran Surat Al-Anbiyaa ayat 30. Allah SWT berfirman :
“Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman” (QS. Al-Anbiya : 30)
Kebenaran
yang diyakini oleh sumber agama ini merupakan salah satu fakta bahwa
alam semesta memang diciptakan dari ketiadaan. Dari sini kita bisa
melihat bahwa betapa menakjubkannya Al-Quran yang telah menyebutkan asal
mula alam semesta 14 abad yang lalu. Padahal teori ini baru diyakini
oleh para ilmuwan pada abad 20.
Melalui
ayat ini Allah SWT telah membuktikan pada manusia bahwa alam semesta
memanglah ada yang menciptakan dan mengatur, sehingga semuanya dapat
berjalan sebagaimana mestinya.